YA TI KONG (dewata pelindung laut)
SERATUS DELAPAN PAHLAWAN SUCI (108) atau biasa di sebut YA TI KONG, pemujaan terhadap YA TI KONG biasa kita temui didalam kelenteng-kelenteng yang dekat dengan laut, atau pun banyak umatnya yang bekerja sebagai nelayan atau dibidang pelayaran. Shen Siang / rupang YA TI KONG biasanya ditampilkan hanya 1 saja. seorang pelajar, bermuka merah. kelenteng yang memuja YA TI KONG biasanya juga memuja dewi SHUI WEI SHENG NIANG
menurut sejarah pada waktu kerajaan Man Ching (Raja Sian Fong) di pulau hai nan ada 108 orang yang sedang berlayar menuju ke pulau an nam (Vietnam) mereka berlayar dengan tujuan mencari penghidupan yang lebih baik di pulau AN NAM, tetapi naas pada saat pelayaran terjadi perampokan oleh perompak bajak laut yang sangat sadis, dimana 108 penumpang dan beberapa awak kapal tanpa perlawanan tersebut semua mati dibunuh seketika, sisa seorang koki (juru masak) yang masih hidup ia bersembunyi dibawah geladak.
mayat-mayat para awak dan 108 penumpang tersebut dibiarkan terapung-apung diatas laut, akan tetapi setelah bajak laut kembali ke pesisir pantai untuk menikmati hasil jarahannya, ada kejadian yang diluar dugaan, dimana para bajak laut melihat dari kejahuan langit yang semula cerah seketika murka, menjadi gelap gulita, kilat geledek menyambar-nyambar, hujan lebat tak terkira beserta angin kencang tanpa henti, hati para perampok jadi ciut, seakan-akan Tian murka akan kejadian yang baru saja terjadi.
Para perampok/bajak laut seakan-akan tidak percaya mereka melihat perahu junk yang mereka rampok beserta para awak penumpang seakan-akan dibawa angin keatas, kemudian hilang tanpa jejak, dan langit kembali normal, dan setelah nya terlihat berpuluh-puluh burung gagak berwarna hitam terbang diatas tempat kejadian tersebut. hal ini kembali membuat para perampok merasa heran karena kejadian seperti ini baru mereka alami setelah beberapa lama meraka menjadi parampok, akhirnya mereka berpencar untuk pulang masing-masing.
beberapa bulan kemudian keanehan kembali berlangsung, terjadi di istana kerajaan, dimana puluhan burung gagak hitam memadati atap-atap istana, dan mereka berkoak-koak siang malam, tanpa henti, beberapa petugas/prajurit kerajaan diperintahkan untuk mengusir burung-burung tersebut tetapi sekali lagi keanehan terjadi, seperti sedang berdemo burung-burung gagak tersebut tidak mau pergi meninggalkan istana.
kejadian tersebut membuat gundah seisi istana, dari raja sampai bawahannya, dimana mereka merasa bakal ada kejadian yang akan menimpa istana, sesegera mungkin raja memangil para penasihat dan ahli spiritualnya, akhirnya dengan kekuatan para spiritual kerajaan mereka dapat mengetahui apa kehendak dari alam, dimana beberapa paranormal kerajaan/ ahli nujum kerajaan sempat kerasukan dan mereka menyatakan ada perbuatan yang tidak di ridhoi oleh Thian Tuhan Yang Maha Kuasa dimana banyak nyawa /roh manusia yang tidak memiliki tempat tinggal (penasaran) serta mereka meminta keadilan diwilayah kerajaan tersebut, mereka meminta Raja sebagai pemegang kekuasaan menuntaskan masalah yang ada di sana dengan seadil-adilnya, dan memberikan tempat kepada roh-roh tersebut.
segera Raja memerintahkan menteri, panglima dan jendral perangnya untuk mengusut tuntas masalah tersebut, tetapi setelah mereka kerja siang malam belum ketemu juga hal kongkrit untuk menyelesaikan masalah tersebut. menteri hampir saja putus asa dan akan segera melaporkan kepada Raja dan meminta dan memohon pengampunan. sang raja merasa penasaran, dia menambahkan beberapa orang baru untuk tetap melanjutkan penyelidikan ini, karena beberapa saat sebelum laporan diterima Raja mendapat wangsit melalui mimpi, tidak akan ada 1 burung gagak pun yang akan pergi dari istana sebelum masalah ini selesai, sepertinya burung gagak tersebut mendapat perintah yang mulia untuk mencari keadilan.
seperti peribahasa angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat di gengam, bersyurkur segalanya dibikin terang oleh Thian, segera Raja beserta pengawalnya mengadakan ritual sembahyang kepada Thian dan memohon dibukakannya jalan untuk segera dapat menyelesaikan kasus ini, setelah ritual itu dilaksanakan, ada kabar dari pasar, didalam kedai nasi, dimana penjual nasi tersebut terheran-heran dengan seorang pelangannya yang mengenakan cincin yang hampir sama dengan kepunyaanya yang telah diberikan kepada sanak saudaranya sebelum pergi ke An Nam, penasaran akan hal tersebut wanita penjual nasi akhirnya bertanya kepada orang tersebut, tetapi orang tersebut bungkam seribu bahasa, dan akhirnya terjadi percek cok an, sehingga terdengar oleh pejabat setempat, selidik punya selidik diketahui memang benar didalam cincin tersebut terdapat nama wanita penjual nasi tersebut, sehingga salah satu perompak tersebut akhirnya bercerita bahwa itu hasil rampokan beberapa bulan silam diatas perahu junk yang hendak ke An Nam, kejadian ini terus dilanjutkan sehingga cerita pembantaian 108 orang penumpang perahu junk dan semua perampok dapat tertangkap semua nya, dan berita ini sampai di telingga raja.
mereka yang telah berbuat telah mendapat hukuman sepantasnya, semua hasil jarahan dan rampokan di sita kerajaan. dengan telah selesainya kasus tersebut maka diistana diadakan ritual syukuran, dalam ritual tersebut Raja memohonkan arwah dari 108 penumpang tersebut dapat kembali tenang dan kedamaian, dan secara mengejutkan burung-burung gagak pada saat yang hampir bersamaan terbang meninggalkan istana. raja menyaksikan itu semua, dan raja merasakan itu sebuah mujizat karenanya diberikannya penghargaan kepada 108 orang tersebut, diangap sebagai arwah suci. dengan sekejap berita dari istana ini tersebar ke seluruh penjuru, dan rakyat pun menaruh respeck dan hormat kepada 108 orang suci tersebut.
dikisahkan pula setelah kejadian tersebut sering kali orang -orang yang melaut/berlayar senantiasa mendapat perlindungan dari 108 arwah suci, kejadian-kejadian tersebut sering dic eritakan dari mulut kemulut maka dalam setiap pelayaran biasa pelaut senantiasa pay 108 pahlawan suci/ arwah suci / YA TI KONG, dan senantiasa membawa 1 orang koki untuk memasak sebagai saksi.
Related Post :
Related Post :
0 komentar:
Posting Komentar