PENG ZU , MA GU , ZHOU GONG DAN TAO HUA NU
DEWA PANJANG USIA.
a.PENG ZU
b. MA GU
c.ZHOU GONG DAN TAO HUA NU
a Peng Zu atau Peng seorang tua, sering disalah tafsirkan sebagai Nan Ji Xian Weng, si Bintang Panjang Usia, salah satu dari Tiga Serangkai Cai Zi Shou (Jay Cu Siu - Hokkian). Tapi oleh masyarakat, Peng Zu
juga dianggap sebagai Dewa Panjang Usia, yang sejajar dengan Nan Ji Xian Weng (Lam Kek Sian Ong - Hokkian), sehingga siapa sebetulnya Bintang Panjang Usia yang digambarkan sebagai orang tua yang berjenggot putih dan bertongkat itu, tidak jelas lagi.
Peng Zu, menurut legenda, pada jaman dinasti Shang (abad 15 M) telah berusia 767 tahun. Tapi walaupun sudah seusia itu, masih tetap gagah dan sehat, sedikitpun tidak menunjukkan tanda - tanda dimakan usia. Ia berwatak tenang dan sabar, tidak tertarik sama sekali akan hai - hai yang bersifat keduniaan, seluruh kegiatannya dipusatkan pada pengolahan diri
Pada waktu ditawari untuk menjabat suatu kedidukan tinggi dalam pemerintahan, ia dengan halus menolak, walaupun permintaan itu datang dari seorang kaisar sekali pun. Dengan alasan kesehatannya tidak mengijinkan, ia dapat menghindari diri untuk menjabat pegawai tinggi dan terlibat urusan politik kerajaan. Tapi bila ingin pergi, ia memilih berjalan kaki dan sendirian, tanpa arah tujuan yang jelas.
Ia menciptakan suatu rangkaian senam kesehatan, yang terdiri dari meditasi, latihan pemafasan dan pijat, yang tidak hanya berguna untuk menjaga kondisi tubuh, tapi juga dapat untuk menyembuhkan penyakit dan pe-
rasaan kurang enak yang lain.
Ketika para kaisar dan para pangeran menanyakan kepadanya tentang rahasia berusia panjang, ia selalu menolak. Hadiah mereka berupa emas dan perhiasan yang mahal - mahal, diterimanya dan kemudian dibagi - bagikan pada orang miskin dan pada orang yang sungguh - sungguh memerlukan, tanpa sekepingpun digunakan oleh dirinya sendiri.
Dia mengatakan bahwa dia tidak mempunyai ayah, pada saat ia berusia 3 tahun. Ia telah mengalami hidup dijaman peperangan yang lamanya seabad, mengalami masa kekacauan dan pembuangan di wilayah barat Ia beristri 49 orang dan berputra 54. Meskipun ia menuntut kehidpan sebagai layaknya seorang dewa, ia belum terbebas sama sekali dari kesusahan dan kesedihan seperti layaknya orang bisa. Pada saat meninggal pada usia 80 tahun ia mengeluh bahwa hidupnya begitu "singkat".
Begitulah nama "Peng Zu" kemudian menjadi sinonim akan kata "Panjang Usia" berabad - abad kemudian. Hari lahimya diperingati pada tanggal 9 bulan 9 Imlik.
b. Ma Gu (Moa Kouw - Hokkian) adalah dewi yang mengantarkan berkah panjang usia pada manusia yang telah mencapai umur 60 tahun ke atas.
Kepadanya, Ma Gu mengirim buah Tao Dewa yang dapat memperpanjang usia, dan diiringi ucapan selamat. Sebab itu ia sering ditampilkan dalam gambar atau patung keramik dengan membawa keranjang berisi buah persik (Tao) diiringi seekor menjangan yang melambangkan rejeki Ma Gu adalah putri seorang panglima perang, bernama Ma Qiu. Ma Gu kemudian bertapa untuk menuntut ilmu kedewaan di sebuah gunung dekat
Mouzhou, sampai kemudian menjadi dewi. Ia turun ke dunia pada masa pemerintahan kaisar Huan Di (147 - 167 M) dari dinasti Han Timur. Meskipun ia muncul sebagai seorang gadis berusia 18 - 19 tahun, ia telah menyaksikan dengan mata kepala sendiri tiga perubahan besar, dimana laut timur berubah menjadi semak -semak pohon murbei lalu kemudian kembali berubah menjadi lautan. Dari sini kemudian lahir ungkapan dalam bahasa Tionghoa yaitu : "Cang Hai Sang Tian" (Lautan biru dan semak - semak murbei) yang berarti waktu telah membuat perubahan besar di dunia.
Ma Gu dilukiskan sebagai seorang gadis cantik, yang memakai sanggul tinggi di kepalanya, dan rambutnya teijurai sampai ke pinggang. Pakaian nya indah dan bersulam. Dalam sebuah versi kuno dikatakan ia mempunyai tangan yang mirip cakar burung. Ma Gu mempunyai kesaktian.
Ia dapat mengubah butir-butir beras menjadi mutiara begitu ditaburkan ke udara.
Pada tanggal 3 bulan 3 Imlik, bertepatan dengan hari lahir Xi Wang Mu, ia diundang bersama - sama dengan empat gadis bidadari yang lain untuk menghadiri pesta ulang tahun itu. Ia membawa arak dewa, yang terbuat dari daun - daun obat, yang berkhasiat untuk memperpanjang usia Di pesta itu Ma Gu bersama - sama gadis lain mempersembahkan nyanyian bersama dan tarian sebagai ucapan selamat pada Xi Wang Mu.
Pada pesta ulang tahun untuk nyonya - nyonya yang lanjut usia sering kali disertakan lukisan Ma Gu sebagai hadiah ulah tahun. Dalam lukisan itu tentu saja Ma Gu tidak digambarkan dengan tangan berwujud cakar burung.
Hari lahir Ma Gu diperingati pada tanggal 16 bulan 4 Imlik. Ma Gu dan Peng Zu banyak dipuja dikalangan penduduk, tapi kelenteng yang khusus di peruntukan buat mereka jarang terdapat.
c. Zhou Gong (Ciu Kong - Hokkian) dan Tao Hua Nu (Tho Hoa Li - Hokkian) disebut juga sebagai Hua Gong (Hoa Kong - Hokkian) dan Hua Po yang berarti Kakek dan Nenek Bunga. Mereka berdua mengurus perjodohan pria dan wanita. Hua Gong dan Hua Po terdiri dari suami - istri beserta keturunan - keturunannya. Wilayah pemujaannya sangat luas.
Di Jakarta, kecuali di Kelenteng Kim Tek I, patungnya terdapat di sepuluh tempat lain. Mereka dianggap sebagai Dewa Kesuburan dan Kebahagiaan.
Di propinsi Guangdong, peran Hua Gong dan Hua Po sangat penting. Orang tua kedua mempelai mempersembahkan bunga kepada dua dewa ini pada malam pernikahan karena menurut dor.geng, pengantin pria di lambangkan sebagai bunga prem putih dan penganten wanita sebagai bunga persik jingga.
Dalam buku Guang-dong xin-you, pengarang Qu Da-jun, menyebutkan sebuah kelenteng di Hua Shan yang disebut Fu Mu Ci (yang berarti kelenteng ayah dan ibu), memuja Hua Gong dan Hua Po, tempat penduduk memohon keturunan. Demikian juga di Kelenteng Hua Shen Miao di Bukit Hu Qiu Shan dekat kota Suzhou.
Siapa sesungguhnya Zhou Gong dan Tao Hu Nu ini? Zhou Gong (Ci Kong - Hokkian) adalah seorang menteri pada pemerintahan kaisar You Wang dari dinasti Zhou, yang mengundurkan diri kembali kekampung halamannya karena merasa tidak tega melihat perbuatan kaisarnya yang buruk.
Ia meramalkan huru - hara akan teijadi kalau kaisar tetap tidak dapat mengubah lakunya.
Sedang Tao Hua Nu adalah seorang gadis cantik yang pandai meramal dan berilmu tinggi. Menurut sebuah kisah kuno yang sempat diceriiakan kembali oleh Yan Guo-hui dalam bahasa Indonesia, mengatakan bahwa keduanya sempat beradu ilmu dan kepandaian. Akhirnya, mereka dilerai oleh Xuan Tian Shang Di (Hian Thian Siang Te - Hokkian) yang mengetahui asal-usul mereka. Ternyata Zhou Gong dan Tao Hua Nil berasal dari pedang pusaka beserta sarung pedang milik Xuan Tian Shang Di sendiri. Pedang itu berubah menjadi seorang jejaka yaitu Jin Tong (Kim Tong-Hokkian) atau Anak Emas dan sarungnya menjadi Yu Nu (Giok Li - Hokkian atau Gadis Kumala. Ketika pernyataan cinta Jin Tong ditolak oleh Yu Ni , ia mendendam dan berusaha membalas sakit hatinya, maka Jin Tong lalu minggat dari tempatnya semula dan turun ke bumi menjadi Zhou Gong.
Sementara Yu Nii menjadi Tao Hua Nii. Keduanya adalah pasangan yang abadi .
0 komentar:
Posting Komentar