MAHASTHAMAPRAPTA 大勢至菩薩 / TA SHE CHE PU SA
(Dashizhi 大勢至)
Nama, “Bodhisattva Mahasthamaprapta” adalah perkataan Bahasa Sansekerta. Terdapat beberapa versi terjemahannya yang berbeda-beda. Menurut Kitab Suci Agama Buddha yang dinamai “Sutra mengenai Hal-hal yang harus dituruti. Agar dapat dicapai kehidupan yang lamanya tidak dapat diukur”. Cahaya Kebijaksanaan beliau itu mendominasi secara universal, dan menyebabkan makhluk-makhluk hidup, dapat terpisah dari Tiga Jalan Kejahatan (kebodohan, kebencian, ketamakkan) ketika Bodhisattva Mahasthamaprapta itu menggunakan kekuatan beliau yang maha hebat, sehingga beliau dinamai “Bodhisattva Yang mempunyai Kekuatan Yang Sangat Besar”
Di Tanah Suci yang para penghuninya dapat menghayati kehidupan dengan memperoleh berkah Keselamatan (dari Tuhan Yang Maha Esa) dan kebahagiaan yang paling tinggi, yang diperintah oleh Hyang Buddha Amitabha, terdapat Dua Bodhisattva yang memperoleh kehormatan, yang satu adalah Bodhisattva Avalokitesvara, yang melambangkan berkah Keselamatan dan Cinta-Kasih serta Welas-Asih. Yang seorang lagi, adalah Bodhisattva Mahasthamaprapta yang melambangkan Inteligensi dan Kebijaksanaan.
Mahasthamaprapta, Amitaba, Avalokitesvara |
Kedua Bodhisattva ini adalah Pendamping Utama, dari Buddha Amitabha. Demikianlah di Tanah Suci, Buddha Amitabha (Surga Sukhavati), terdapat Tiga Tokoh Suci, yang terdiri dari seorang Buddha, yaitu Buddha Amitabha, dan dua orang Bodhisattva, ialah Bodhisattva Avalokitesvara, dan Bodhisattva Mahasthamaprapta.
Bodhisattva Mahasthamaprapta itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Budha Amitabha dan Bodhisattva Avalokitesvara. Sebelum Hyang Amitabha mencapai buah dari ke-Buddha-annya, Bodhisattva Mahasthamaprapta telah memberikan pelayanannya sebagai Pendamping utama Calon Buddha itu, bersama-sama dengan Bodhisattva Avalokitesvara.
Pada zaman yang akan datang, Bodhisattva Mahasthamaprapta itu akan mengikuti Bodhisattva Avalokitesvara, untuk mencapai Tingkat ke-Buddha-annya dan beliau akan dinamai “Buddha Raja yang berhiaskan Intan-Berlian dan Bertahta di Singgasana. Jasa-Jasa Kebaikan dan Kebajikan-Kebajikan yang Tinggi.
Menurut Kitab Suci Agama Buddha yang dinamai “Sutra Shurangama”, Bodhisattva Mahasthamaprapta telah melatih Samadhi dengan menyebut secara berulang-ulang Nama Buddha, sebagai dasar beipijaknya Meditasinya, sehingga beliau dapat mengajarkan kepada makhluk-makhluk hidup agar juga
» menyebut mengucap secara berulang-ulang Nama Buddha, yang dapat merupakan Pembuka Pintu Dharma. Pikiran beliau itu telah dituangkan didalam kalimat sebagai berikut ini,” Karena Sang Buddha telah memiliki rasa belas kasihan yang sangat mendalam kepada semua makhluk hidup, maka para Tathagata yang menghuni di Sepuluh Penjuru Mata Angin, itu selalu memikirkan semua makhluk pula. Apabila makhluk-makhluk ingat kepada Hyang Buddha, dan menyebut secara berulang-ulang Nama beliau, maka karena pada saat kematiannya kelak, akan dapat melihat dan bertemu dengan Hyang Buddha”,
ajaran Bodhisattva Mahastamaprapta itu berupa : Agar manusia belajar mengontrol, menguasai, mengendalikan, ke-Enam Akar atau benih dari fikiran yang kurang baik (hawa nafsu, kebencian, ketidaktahuan, kesombongan, keragu-raguan dan pandangan keliru) , dan belajar berfikir secara terus menerus mengenai Kemurnian, agar dapat dicapai Keadaan Samadhi. Pintu Dharma ini telah diterima oleh umat Buddha Mahayana Sekte Tanah Suci sebagai Aturan yang penting, untuk diikuti.
Hari Kelahiran Bodhisattva Samantabhadra diperingati setiap tanggal 13 bulan 7 penanggalan Imlek.
Sumber : Buku Mengenal Para Bodhisattva
Related Post :
0 komentar:
Posting Komentar