Games

Home » » Peringatan Hari Raya Ceng Beng (Qing Ming)

Peringatan Hari Raya Ceng Beng (Qing Ming)

Written By Unknown on Rabu, 25 Maret 2015 | 01.21



Peringatan Hari Raya Ceng Beng  (Qing Ming)



Di kalangan masyarakat Tionghoa banyak yang pulang mudik untuk Qing Ming-an karena dianggap lebih penting dari Xin Nian sehingga tiket pesawat untuk tujuan ke beberapa daerah melonjak cukup tajam.

Ada pula yang menghubung – hubungkan Qing Ming dengan Han Shi Jie ( Hari Makan Dingin ) yang merupakan peringatan wafatnya seorang menteri yang setia yang bernama Jie Zi Chui. Peristiwa tersebut terjadi kira – kira satu abad sebelum kelahiran Nabi Kongzi. Kala itu negeri Jin diperintah oleh Jin Xian Gong yang dipengaruhi oleh selirnya yang bernama Li Ji.


Selir itu memfitnah Shen Xing putra mahkota sehinga putra mahkota yang berbakti ini bunuh diri. Bahkan putra lainnya menyelamatkan diri ke luar negeri. Diantaranya Zong Er yang dikenal pandai dan dicintai banyak menteri. Zong Er bergelut dengan penderitaan dan sekian lamanya hanya daun – daun yang disantapnya. Suatu hari Zong Er ingin menyantap daging, Jie Zi Chui dengan bersembunyi mengiris pahanya dan setelah diolah menjadi masakan lalu disajikan kepada Zong Er yang menyantapnya dengan lahap.


Sekitar 19 tahun Zong Er terlunta – lunta. Dengan bantuan Qin Mu Gong, seorang raja muda, Zong Er dapat kembali ke negerinya dan menjadi raja muda dengan gelar Jin Wen Gong. Para menteri yang mendampingi Zong Er pada masa pelarian diberi hadiah, hanya Jie Zi Chui yang luput dari penghargaan itu.

Rasa kecewa mendorong kawan Jie Zi Chui menulis sajak setelah tahu Jie Zi Chui bersama ibunya mengasingkan diri ke hutan. Jin Wen Gong yang membaca sajak tersebut menjadi sadar. Jin Wen Gong teringat setelah dia menyantap hidangan daging, Jie Zi Chui berjalan timpang, rupanya daging itu adalah bagian dari kaki Jie Zi Chui.


Mengetahui Jie Zi Chui melarikan diri ke hutan, Jin Wen Gong memerintahkan prajuritnya mencari nya, tetapi selang beberapa saat tidak juga ditemukan, untuk mempercepat pencarian  Jin Wen Gong memerintahkan membakar hutan itu dengan harapan Jie Zi Chui keluar dari tempat persembunyiannya. Namun walau hutan ludes terbakar, Jie Zi Chui tidak juga terlihat, setelah ditelusuri ditemukan jenazah Jie Zi Chui yang mendekap jenazah ibunya di mulut gua.

Sejak itu Jin Wen Gong pada menjelang hari Qing Ming, berpantang makan daging dan memerintahkan rakyatnya tidak menyalakan api. Segala makanan tidak dihangatkan, maka dikenal sebagai hari makan dingin.

Qing Ming yang jatuh pada setiap tanggal 5 April, kecuali bila tahun kabisat maju sehari, bagi umat Tionghoa merupakan hari untuk melakukan ziarah ke makam orang tua dan atau leluhurnya.

Dewasa ini Qing ming juga memiliki makna untuk saling berkumpul seluruh keluarga untuk bersama-sama menuaikan kewajiban bakti kepada para leluhur, menginggat kembali jasa-jasa para leluhur.


Selain menunaikan kewajiban bakti; Qing Ming dianggap sebagai reuni keluarga, karena pada hari itu semua anggota keluarga dari berbagai daerah berdatangan untuk bersembahyang. Perjumpaan yang terjadi itu dijadikan ajang untuk saling melepas rindu dan menceritakan pengalaman masing – masing.

Ziarah yang dilakukan oleh para anggota keluarga itu, digunakan untuk membersihkan makam, baik dari kotoran yang melekat pada bangunan makam maupun dari rumput alang – alang atau tanaman lainnya, sehingga makam terlihat bersih ( Qing ) dan terang ( Ming ).


Qing ( bersih atau cerah, jernih ) dan Ming ( terang atau cemerlang ) diharapkan pula dapat terwujud dalam perjalanan anak, cucu dan atau keluarga besar almarhum / almarhumah sehingga dapat memuliakan nama orang tua dan atau leluhurnya .
Peringatan Ceng Beng ini biasanya dilaksanakan H-7 s/d H+7 dari tgl 5 april, untuk memberikan kesempatan sanak keturunan yg jauh dari makam leluhurnya untuk bersembahyang.

PENGERTIAN CENG BENG

Ceng Beng yang artinya Bersih dan Terang hampir pada saat orang Tionghoa merayakan sembahyang menjelang Sin-cia atau tahun Baru Im-lek. Ketika menjelang hari raya Tahun Baru Im-lek itu mereka membersihkan rumah – rumah mereka dari sampah dan debu.

Bedanya dibanding dengan Tahun Baru Im-lek, pada saat harian Ceng Beng ini orang – orang Tionghoa bukan membersihkan rumah – rumah mereka, tapi mereka membersihkan kuburan leluhur mereka.

Upacara membersihkan kuburan leluhur ini pun disebut The-tse atau dilafalkan dalaam bahasa Hok-kian menjadi The-coa, karena biasanya orang yang sudah membersihkan kuburan leluhurnya mereka menebarkan kertas yang berukuran panjang selebar ibu jari diatas kuburan yang baru dibersihkannya itu.


Sajian yang disajikan di depan bong-pai ( nisan ) leuhur pada saat mereka bersembahyang disana, biasanya tidak terlalu mewah seperti pada saat orang Tionghoa merayakan Sin-cia. Bagi orang – orang Tionghoa yang memelihara Hio-louw atau abu leluhur mereka, selain ke kuburan leluhur mereka mengadakan sembahyang di rumah mereka masing – masing.

Pada saat orang Tionghoa pergi bersembahyang di rumah maupun di kuburan leluhurnya, Mengadakan sembahyang dengan Hio, dan membakar Toa Kim, menabur bunga dan mempersembahkan arak / teh, buah dan masakan, pada umumnya mereka membawa masakan yang sudah matang. Makanan yang disajikan semua makanan yang biasanya menjadi kesukaan almarhum dimasa hidupnya.
memanjatkan doa, tentunya doa tersebut mengenang almarhum leluhur dan senantiasa memohonkan kepada Thian, para Budha, para Bodhisattva, dan para Shen Bing untuk memberikan kelancaran para leluhur.

Cheng Beng  sebetulnya adalah  salah satu dari perayaan musim di tiongkok, kita tahu bahwasannya tiongkok memiliki empat musim, yaitu dingin, semi, panas, gugur. karena tiongkok adalah negara agraris maka kalender tersebut dihitung dengan sangat cermat demi kepentingan bercocok tanam (petani). maka kalender lunar/imlek disebut juga nung li atau kalender petani dalam arti harafiah nya, dalam pengaturan kalender tersebut, tiap-tiap musim mempunyai  bagian sub musim perhitungan kalender, cheng beng dihitung 15 hari setelah 舂分/Chun fen tersebut. hal ini bertepatan pada 4-5 april tahun masehi(tahun kabisat cheng beng jatuh di tgl 4 april), begitu juga untuk tang cik selalu jatuh pada tgl 21-22 desember. hal berbeda dengan imlek, dikarenakan ada tahun-tahun tertentu ada yang mempunyai bulan 13 (run nian) sehingga tgl imlek dan kalender masehi tidak pernah sama.

Related Post :

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar



 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2016. 3 DHARMA - All Rights Reserved
Created by Creating Website Modified by Andreas
Proudly powered by Blogger