Biji buah Apel
suatu hari di sebuah desa ada seorang petani yang menanam buah apel, petani tersebut terkenal memiliki pohon apel yang super, selain buah apelnya besar-besar rasa nya juga manis dan harum, akan tetapi buah apel tersebut hanya bisa di nikmati oleh kalangan orang kaya, selain harganya yang mahal beliau juga tidak mau menjual kepada seorang yang miskin.
ketika musim panen tiba si petani dengan cekatan menyiapkan gerobak seperti biasa apel-apel yang sudah dipetik di bawa pake gerobak ke pasar, si petani dibantu istrinya dengan semangat tinggi mendorong gerobaknya ke pasar dengan harapan seluruh apelnya dapat terjual ke orang-orang kaya.
sampai dipasar ada seorang biksu yang berpakaian compang camping menghentikannya dan meminta satu buah apel tersebut, tetapi si petani dan istrinya tidak memberinya, sambil mempersiapkan dagangannya biksu compang camping tersebut tetap disampingnya dan berusaha meminta 1 buah apel kepada si petani. karena merasa jijik si petani melihat biksu tersebut dan mengusirnya.
Biksu tersebut merasa lapar dan tidak mau pergi, si petani mulai marah-marah dan mencacimaki biksu tersebut, si petani kawatir dengan adanya biksu tersebut dagangannya tidak keliatan indah lagi.
"Kamu memiliki ratusan buah apel dalam keranjang itu, saya hanya minta satu saja, tentu saja itu tidak akan membuatmu rugi besar. mengapa kamu sangat marah dan mencaciku?" tanya biksu dengan halus.
ada seseorang pengunjung yang melintas dan berkata kepada si petani untuk memberikan buah apel tersebut yang kecil agar si biksu cepat pergi, tetapi si petani bersikeras tidak mau memberikan satu biji pun baik yang kecil maupun yang busuk kepada si biksu, selang beberapa waktu banyak orang yang berhenti mendengar keributan tersebut, diantara orang-orang tersebut ada seorang yang memiliki hati yang baik, dia merogoh saku dan membelikan 1 buah apel kemudian memberikannya kepada si biksu tersebut.
biksu itu tertawa gembira, dengan memakan buah apel tersebut sambil mengucapkan terima kasih kepada orang tersebut sambil berkata" Orang seperti saya, yang sudah menyerahkan hidup kepada langit tidak boleh memiliki sifat kikir, saya memiliki buah apel yang sangat manis, harum dan lebih besar-besar , dan mengundang kalian semua makan buah apel bersama ku" lalu seseorang diantara mereka bertanya " jika engkau memiliki buah apel sendiri, buat apa kamu minta apel milik petani yang kikir tersebut?, engkau juga tidak perlu mendengar caci maki darinya." si biksu menjawab " karena aku butuh benih buah apel terlebih dahulu untuk aku tanam". sambil berlalu,
setelah berjalan melewati tanah kosong si biksu berhenti dan kemudian menanam biji apel tersebut, dengan cermat si biksu menyiram biji apel yang telah ditanam, sangat ajaib dalam waktu singkat tumbuhlah tunas, akar dan berkembang menjadi pohon apel yang banyak ranting-rantingnya daun daunnya mulai menghijau kemudian pohon tersebut penuh dengan buah apel yang besar merah dan siap panen, aroma apel tersebut sangat harum.
dengan sigap si biksu menarik pohon tersebut dan memikulnya kemudian dia mulai berjalan ke pasar, melihat seorang biksu berjalan tergopoh2 memikul pohon apel besar, kembali pasar tersebut ramai, semua orang heran melihat biksu tersebut kuat mengangkat pohon apel berserta akar-akar dan buahnya.
tidak lama si biksu mengundang semua orang untuk mencicipi pohon apel miliknya, begitu juga dengan petani yang telah mencacinya, karena rasa malu dan merasa buahnya tidak bisa menandingi buah dari si biksu petani tersebut dengan tergesa-gesa pulang, akan tetapi gerobak dorongnya tersangkut oleh akar pohon apel milik si biksu, dan membuatnya roboh tumpah dijalanan, hal ajaib begitu menyentuh tanah buah apel nya hilang seperti tertelan tanah, melihat hal tersebut seluruh orang dipasar tertawa, hal ini mengajarkan bahwasannya janganlah berbuat kikir kepada sesama yang membutuhkan, karena susatu saat kita juga membutuhkan pertolongan dari orang lain.
Banyak orang menyebut biksu itu sebagai biksu gila (crazy monk), akan tetapi biksu tersebut membuat dirinya sedemikian rupa dikarenakan mau mengajarkan bahwasannya apa yang ia terima adalah karma apa yang dia lakukan dengan mencontohkan kepada dirinya secara langsung, didalam dirinya melekat guci arak labu yang senantiasa ia bawa, maka kalau anda tidak mau seperti beliau janganlah mabuk akan duniawi ini. konon kabarnya biksu tersebut adalah biksu Ji Gong. banyak makna yang dapat diambil dari cerita ini baik dari kenapa biksu ji gong memerlukan biji padahal dia bisa sendiri menciptanya, dsb.
Pesan : " Setelah meninggal tidak sesen pun yang dibawa. Mengapa harus pelit?"
Related Post :
0 komentar:
Posting Komentar