Maitreya / Bi Lek Hud
(Mi Le Fo)
Kata Bi Lek Hud atau Mi Le Fo berasal dari bahasa Sansekerta : Buddha Maitreya, yang artinya ‘Buddha yang memiliki Cinta Kasih Luhur’.
Sesungguhnya kedudukan Maitreya sekarang ini masih termasuk dalam tingkatan Bodhisatva, sehingga disebut juga Bi Lek Po Sat/ Mi Le Pu Sa. Namun karena Maitreya dipercayai sebagai Buddha pada masa yang akan datang, maka banyak orang menyebutnya sebagai Buddha Maitreya atau Bi Lek Hud. Maitreya bertempat tinggal di surga Tusita.
Orang Tionghoa memuja Bi Lek Hud untuk memperoleh kebahagiaan dan rejeki, oleh sebab itu Bi Lek Hud sering digambarkan sebagai seorang bhiksu gendut yang sedang tertawa. Gambaran ini dipengaruhi oleh cerita pada masa akhir dinasti Tang (sekitar tahun 900), dimana pada waktu itu ada seorang biksu yang hidup di propinsi Zhe Jiang, yang bernama Bu Dai.
Maitreya versi Tibet |
Bu Dai adalah seorang biksu yang berilmu tinggi. Tubuhnya gendut dan wajahnya bundar jenaka. Bila ia bepergian, ia sering membawa kantong kain yang besar. Ia juga sering menolong penduduk dan sering meramal, namun karena wataknya yang aneh, orang sering tidak bisa menduga maksudnya. Raut mukanya selalu tersenyum atau tertawa, seolah tidak pernah merasakan kesusahan. Penduduk disekitar ia tinggal sering mengamati tingkah lakunya untuk meramalkan cuaca. Bila ia berjalan terburu-buru dengan memakai sandal, berarti hari akan hujan. Bila ia berjalan dengan santai dan memakai sepatu biksu, berarti hari akan cerah.
Suatu malam ia meninggal dengan posisi bersemedi disebuah klenteng tua. Di depannya terdapat serangkum syair yang ditulisnya sebelum ia meninggal. Syair itu berbunyi : ‘Maitreya adalah Maitreya. Sesungguhnya, ia dapat menjelma menjadi apa saja dihadapan makhluk hidup yang tidak dapat mengenalinya’.
Karena syair di atas itulah maka orang-orang kemudian mempercayai bahwa Bu Dai sesungguhnya adalah penjelmaan dari Maitreya.
Sesuai dengan legenda Bu Dai, maka Bi Lek Hud biasanya ditampilkan sebagai seorang biksu yang gendut, bermuka bundar jenaka dan sedang tertawa lebar. Perutnya yang buncit terlihat terbuka sampai ke pusarnya.
Umumnya ditampilkan dalam posisi duduk setengah bersandar, dengan satu kaki terlipat sila dan satu kaki terlipat ke atas, serta sebuah kantong kain terletak disampingnya. Namun ada juga yang menampilkannya dengan posisi berdiri, dengan satu tangan memegang buntalan yang dipanggulnya dan satu tangan memegang tongkat atau memegang sebuah uang emas kuno atau sebuah tasbih. Ada juga yang menampilkannya bersama-sama dengan 5 orang anak kecil yang seolah-olah sedang bermain dengannya. Maitreya dalam tradisi Tionghoa sering dipuja juga sebagai Cai Shen (Dewata Rejeki)
penampilan rupang Maitreya ada berbagai versi dimana ada yang menampilkan sosok Bodisattva dengan memiliki tanda-tanda kebudha-an, sehingga penampakan yang sangat berbeda ini menjadikan kadang beberapa umat tidak mengenalinya, karena dalam versi tibet Maitreya berbadan ramping.
Related Post :
- SAKYAMUNI BUDDHA. (SE JIA MOU NI FO)
- BODISATTVA
- YU HUANG SHANG DI (Kaisar Pualam)
- Pu Xian Pu Sa - Samantra Badra Bodhisattva
- Bun Cu Pho Sat – Manjusri Bodhisattva ( Wen Shu Pu Sa)
0 komentar:
Posting Komentar