Peng Jian彭翦 (Peng Zu 彭祖) (sesi 1)
Karma mengalahkan Ramalan Bag ke-2
Peng Jian 彭翦 adalah salah seorang dewata taoism, dia dipuja karena usianya yang sangat panjang, banyak tradisi yang sampai sekarang dilestarikan berkat cerita dari Peng jian 彭翦, Peng jian juga disebut Peng Zu 彭祖, salah satu menceritakan bagaimana Peng Zu dapat mencapai umur 820 tahun lebih dimana pada saat muda beliau adalah seorang pegawai sipil, bekerja pada perdana menteri Ciu Kong.
Peng Zu 彭祖 |
Karena situasi politik dan usia maka perdana menteri Ciu Kong mengundurkan diri dari jabatannya dan kembali kedesa nya bersama dengan Peng jian, didesa Ciu Kong beserta pengawalnya sangat di hormati orang, karena selama menjabat beliau termasuk salah satu perdana menteri pintar dan yang baik, untuk mengisi waktu luangnya iseng-iseng mantan perdana menteri Ciu Kong yang terkenal pandai meramal membuka diri untuk meramal nasib orang-orang di kampungnya, karena beliau sangat kaya maka pekerjaan meramal hanya sekedar lalu, mantan perdana menteri Ciu Kong mengunakan metode ba zi untuk meramal orang-orang.
Ciu Kong dalam memberikan ramalan memberikan hadiah pada setiap orang yang meramal ke dirinya apa bila ramalannya tidak tepat maka dia bersedia mengembalikan uang ramalan berlipat, semakin hari semakin ramai orang yang datang untuk meramal, tapi mantan perdana menteri Ciu Kong hanya menerima 3 orang saja yang akan diramalnya setiap hari. sampai tibalah ada seorang nenek tetangga Peng Jian yang dalam kesulitan, dia memohon kepada Peng Jian untuk diramalkan kepada mantan Perdana menteri Ciu Kong, karena sang nenek termasuk orang yang tidak punya maka Peng Jian berbuat baik dengan memberi uang untuk meramal kepada Ciu Kong.
Si nenek meramalkan anak nya yang tinggal seorang dan tidak pulang-pulang padahal sudah lewat masa dia berdagang, kemudian mantan perdana menteri Ciu Kong mulai menayakan detail mulai tanggal lahir, jam dan tempatnya, selang berapa lama terbukalah ramalan bazi dari anak si nenek yang bernama Li Ko Cuan, takdir sudah ditentukan ramalan sudah di buat usia dari Li Ko Cuan hanya selang 2 hari lagi sudah habis, dengan tak tega Peng Jian memberitahukan perihal ini kepada si nenek.
Seakan disambar geledek nenek tersebut ibu dari Li Ko Cuan meratapi kertas hasil ramalan tersebut, kesedihan yang mendalam tampak sangat di mukanya, air matanya tak tertahankan sehingga sepanjang jalan menetes ketanah, semasa hidup ibu dari Li Ko Cuan adalah seorang ibu yang baik, suka menolong dan sering sekali membantu tetangga tanpa menerima bayaran.
Tanpa arah yang jelas karena hatinya tersambar petir, ia pun lupa jalan pulang dan sampai lah tiba di pingir desa sebelah, si nenek jadi bingung, tetapi tiba-tiba ada seorang perempuan muda yang cantik menegurnya " nek, nek.... nenek mau kemana?" bingung bercampur sedih si nenek menjawab" saya tidak tau mau kemana, saya sedang mencari anak saya, yang akan mati 2 hari lagi", mendengar jawaban tersebut perempuan tersebut jadi bingung, " nek, nama saya To Hoa Li, kenapa nenek bisa tau kalo anak nenek akan mati?, apakah dia sakit keras?" singkat cerita nenek tersebut di persilahkan masuk ke rumah To Hoa li, To Hoa Li adalah seorang praktisi taoism, dia mendalami meditasi tao yang dalam, meski usianya masih 20 an tetapi dia sudah menjadi master.
Dengan sedih si nenek menceritakan perihal Li Ko Cuan (anaknya) dan juga ramalan dari mantan perdana menteri Ciu Kong, si nenek sambil terus menangis tersedu-sedu seakan habis harapannya, tetapi seakan sudah jodoh To Hoa Li mau membantu si nenek, melihat nenek yang seperti itu To Hoa Li menjadi iba, dia pun meramal ulang mengunakan tempurung kura-kura, ternyata ramalannya pun tidak berbeda dari Ciu Kong, karena rasa iba To Hoa Li memberikan bantuan, dia memberi petunjuk kepada si nenek agar sembahyang kepada Tian, Dewa-dewa memohon pertolongan sehingga nanti malam si anak dapat pulang dengan selamat ke rumah. berbagai kias dan petunjuk To Hoa Li berikan, tidak luput pula bantuan kekuatan mantra To Hoa Li dari rumahnya. tetapi To Hoa Li berpesan agar apabila petunjukknya dapat membawa Li Ko Cuan pulang dengan selamat maka Nenek dan Li Ko Cuan harus merahasiakan nya, tidak ada orang yang boleh tahu perihal ini.
sesampainya dirumah nenek bergegas menjalankan petunjuk-petunjuk To Hoa Li, yang pertama dia menjalankan Doa kepada Tian, kemudian dia berdoa kepada Di, dan pesan terakhir dia menepuk bantal bekas tidur Li Ko Cuan dengan keras-keras dan memangil namanya, aneh bin ajaib Li Ko Cuan yang dalam perjalanan pulang sedianya datang terlambat menjadi seperti mendengar ibu nya memangil, dia dengan cepat dia bergegas pulang, malam itu hujan disertai petir menyambar-nyambar sedianya dia akan menginap 1 hari lagi tetapi pada saat dia mau tidur suara keras pangilan ibunya terdengar lagi, maka bergegas malam itu pula dia melanjutkan perjalanan sebuah petir menyambar habis gubuk yang sedia nya tadi dia tiduri, merasa lega Li Ko Cuan akhirnya sampai di desa dan langsung menuju rumah.
Bertemu ibu yang sedang menunggu membuat Li Ko Cuan cemas, setelah diceritakan oleh ibunya, Li Ko Cuan menjadi sadar selama perjalanan dan suara-suara aneh tersebut adalah bantuan dari para dewa, hingga dia selamat sampai dirumah. pagi itu pun Li Ko Cuan melakukan ritual sembahyang sujud syukur, kemudian dia ke desa sebelah bersama ibunya menyampaikan terima kasih kepada To Hoa Li, disini lah kemudian melatari kenapa pada jaman dahulu orang percaya akan Tian (Tuhan) dan Di (bumi), dari cerita-cerita ini berkembang sampai sekarang pemujaan kepada dewata semakin kuat, Dewata dapat menolong manusia tetapi hanya dengan bibit karma baik yang manusia tanamlah kekuatan dewata itu dapat tercipta.
(nama dan tokoh lain disesuaikan dengan cerita dari Romo Rudy Arijanto)
0 komentar:
Posting Komentar